Minggu, 27 April 2014

Sebuah Perjuangan Menuju Kebaikan

Hati udah mantap untuk berjilbab eh pas cerita sama ortu ternyata malah ditentang. 
 “gak usahlah pake jilbab gede gitu, yang biasa-biasa aja” ucap Ayah saat aku pertama berjilbab. Terus nyerah gitu aja? Kesedihan pun melanda. Antara kewajiban kepada Sang Pencipta dengan bakti pada orangtua, haruskah kita melawannya? Oh dilema
“ Dan Kami telah memerintahkan manusia supaya berbuat baik dan berbakti kepada kedua ibu bapaknya … ” (Al-Ankabut ayat 8 )
Trus gak usah dipake jilbab syar’i? Tapi ntar durhaka & Allah gak ridho?
Durhaka/tidaknya seorang anak harus dipandang dari kacamata syariat. Tidak semua anak yang melanggar perintah orang tua dikatakan anak durhaka. Ada beberapa hal yang sering dianggap sebagai kedurhakaan pada orang tua, padahal sebenarnya bukan. Antara lain:
Seorang anak wajib taat pada orangtuanya. Akan tetapi jika yang diperintahkan orangtua melanggar syariat, maka anak tidak boleh mentaatinya.
Hal ini bukan berarti kita bisa frontal dalam memberitahu orangtua ttg jilbab syar’i kita, “Ini kewajiban bu!.”
So, gimana cara meluluhkan hati orangtua, terlebih jika orangtua (dlm hal ini ibu) belum berjilbab syar’i? Bismillahirrahmanirrahim
akhlaq mulia adalah jalan terdekat menuju luluhnya hati orangtua. Anak adalah mutiara hati orang tua. Saat mutiara itu bersinar, hati orang tua mana yang tidak menjadi terang.
Kedekatanmu pada mereka, perhatianmu, kelembutanmu, bahkan hanya sekedar wajah cerah & senyummu bagaikan sinar mentari yang menghangatkan hati mereka.  
Tapi apapun alasan orang tua melarangmu, tetap harus diperjuangkan jilbab syar’imu. Tak ada ketaatan dalam kemaksiatan.
Pilih waktu yang tepat uatuk menyampaikan. Jangan saat orangtua sedang ribet atau baru pulang kerja, emosi mereka biasanya lebih tinggi.
“Ayah, Ibu, Doakan aku jadi anak shalihat ya, Insya Allah aku mau berjilbab syar’i” 
Biarkan mereka menyerap terlebih dahulu kata-kata kita. Izinkan mereka melihat anak gadisnya telah tumbuh menjadi wanita dewasa 
Jika fase ini belum berhasil, maka harus ada pendekatan-pendekatan selanjutnya. Sulit ya ternyata berjilbab syar’i? Ini namanya ujian keimanan. 
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah : 214) 
Sunatullah tiap diri memiliki jatah ujiannya masing-masing untuk pembuktian iman. Tak perlu surut ke belakang shalihat, pertolongan Allah dekat.
Jika belum luluh, tak putus doa terpanjat dalam tiap sujud. ‘Ya Rabb bukalah hati orangtua kami untuk menerima kebenaran & kuatkan tekad kami‘
 Berjilbab membuatmu semakin baik.
Namun jika mengancam keselamatan jiwa, komunikasikan dengan saudara lain yang mereka percayai. Tetap santun, mereka orang tua kita.
Yang terpenting adalah kondisi ruhiyah kita. Tilawah sebelum berbicara, dzikir saat luang, doa sepertiga malam. Minta pada-Nya agar niat kita yang sangat indah ini dapat terwujudkan hingga orangtua mendukung penuh atas jilbab syar’i kita.

Sumber : Peduli Jilbab (re-edit)

Subhanallah, apa yang telah dijelaskan diatas persis seperti apa yang saya alami. Butuh perjuangan yang tak mudah sobat. Setiap selesai shalat, saya selalu berdo’a agar dimudahkan. Setiap ada kemauan, pasti ada jalan. Jangan menyerah untuk memperjuangkan kebenaran. Pertolongan Allah amat dekat. Insya Allah. Semoga tulisan ini bermanfaat. Jazakillah…


Devi~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar